ads

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5


Terlahir sebagai kembar identik membuat keduanya tak terpisahkan. Segala hal dipelajari dan dilakukan bersama dan mereka pun bergantung satu sama lain. Tragisnya, keduanya juga belakangan diketahui mengidap penyakit yang sama.

Berawal dari Zac yang mengeluh demam disertai kelelahan ekstrim dan munculnya ruam di sekujur tubuhnya selama dua minggu. Hal ini berlangsung Februari lalu. Tak tahunya setelah diperiksakan bocah yang baru berusia lima tahun itu didiagnosis dengan sebuah kanker darah langka, T-cell acute lymphocytic leukemia.

Entah kebetulan atau tidak, begitu Zac jatuh sakit, kembarannya Zane juga mengalami demam meski tak seburuk Zac. Namun khawatir akan menular kepada kembarannya yang tak boleh terkena infeksi, Zane pun dibawa ke dokter.

Kabar mengejutkan datang tepat 13 hari setelah Zac didiagnosis dengan kanker tersebut, sebab Zane rupanya juga ketahuan mengalami hal serupa. "Ini tak masuk akal," kata sang ayah, Bob.

Bahkan menurut Bob, ketika Zane dibawa ke dokter karena demam, demamnya sama sekali biasa, yang sebenarnya tak perlu sampai diperiksakan. Si kecil pun masih bisa bermain dengan normal. "Kami berniat membawanya ke dokter karena ingin melindungi Zac," imbuhnya.

Kini keduanya menjadi pasien dari CS Mott's Children Hospital di University of Michigan yang aktif melakukan riset terhadap kanker anak. Peneliti di lembaga ini pun tak tahu-menahu bagaimana keduanya bisa mengidap kanker di waktu yang bersamaan.

Salah satunya Dr Rama Jasty Rao, ahli kanker anak dari CS Mott's Children Hospital yang saat ini menangani Zac dan Zane. Ia terkejut mendengar keduanya mengidap tipe leukemia yang langka tersebut. Pertama, Dr Rao belum pernah mendengar ada kembar identik yang mengidap kanker yang sama, meski risiko kembar identik untuk mendapatkan penyakit yang sama memang lebih tinggi dibanding kembar non-identik atau saudara kandung.

Kedua, leukemia pada anak rata-rata berasal dari sel B, namun kedua bocah ini justru mendapatkannya dari sel T. "Di samping langka, peluang untuk saudara kembar terserang kanker jenis ini di usia lima tahun juga sangat kecil. Ini sama sekali tidak terduga," ungkapnya seperti dilaporkan Medical Xpress.

Untuk keperluan riset, baik Zac dan Zane juga telah mendonorkan sampel darah dari nadinya. Sejauh ini peneliti hanya menduga penyakit ini sudah mulai berkembang sejak keduanya masih dalam kandungan, tetapi mereka belum menemukan penjelasan bagaimana mekanismenya sehingga ini bisa terjadi.

Meski begitu Zac dan Zane yang masih polos belum memahami apa yang terjadi pada diri mereka hingga harus ke bolak-balik ke rumah sakit untuk kemoterapi. Mereka hanya diberitahu jika 'sesuatu yang jahat' dalam tubuh mereka dan hanya bisa 'dibasmi' dengan berkunjung ke rumah sakit.

"Untungnya tubuh keduanya merespons kemoterapi dengan sangat baik, meski awalnya sulit. Orang tuanya pun sangat tenang menghadapi situasi ini," katanya.

Kondisi bocah-bocah asal Nebraska ini sudah jauh lebih baik. Bahkan keduanya telah memiliki hobinya masing-masing, dengan Zane yang suka membuat kue dan Zac dengan hobi berenangnya.

"Kami sangat kagum dengan ketabahan mereka. Tak peduli sesakit apa mereka, mereka tetap bersinar dengan keberanian yang dimiliki," ujar Bob. Bob juga berterimakasih karena dukungan yang luar biasa dari keluarga, gereja, tempat kerjanya dan tetangga mereka.

Sumber : Detik.com

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top